Aku ingat
Hari itu, pertama kalinya aku melihatmu
Berdiri di tengah kelas sambil tersenyum
Tentu saja saat itu aku belum mengenalmu
Ya, tak kenal maka tak sayang
Satu tahun berikutnya, tak jauh berbeda
Yang kutahu hanya namamu dan sejarahmu di kelas
Sungguh tak kusadari satu tahun yang sia-sia itu akan kusesali kini
Ketika berhembus kabar mengenai dirimu bersama gadis lain...
sama sekali tidak mengusikku walau sedikit.
Semua berlalu begitu saja
Namun sekarang?
Tak sedetikpun ingin kusia-siakan ketika bersamamu
Dengan memilikimu di sisiku, waktu terasa begitu berharga
Aku tak mengerti
Kenapa harus begini?
Ketika aku tengah menghindari rasa ini,
kau datang tanpa permisi dan membuatku jatuh untuk kesekian kalinya.
Mengertikah engkau jika kukatakan padamu,
mengalami hal seperti ini tak semudah membalik telapak tangan?
Kenapa juga harus kamu?
Yang terlalu tinggi untuk diraih,
yang terlalu jauh untuk kujangkau,
dan terlalu sulit untuk dimengerti?
Dan kenapa dengan senyum dan tawamulah aku terbujuk untuk menjalani hari-hariku penuh rasa syukur?
Sungguh, rasa ini tak terbendung lagi.
Kaulah penuntun jariku untuk menulis semua ini,
tak sadarkah kau bahwa kau sungguh berarti dalam hidupku kini?
Kau adalah alasanku mencipta sajak dan bait semacam ini. Kau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar