Infinity hi. |
Pagi ini,
kukira takkan kudapati dirimu di sisi ketika aku terbangun.
Pagi ini,
kukira takkan ada lagi senyummu yang diperuntukkan bagiku.
Karena hingga pagi ini,
ternyata hanya kamu yang setia ada di sisiku,
tersenyum lebar memamerkan gigi-gigimu,
seolah meyakinkanku bahwa segalanya baik-baik saja,
seakan mengingatkanku bahwa ada kamu di sampingku,
menjagaku.
Karena hingga pagi ini,
rupanya hanya kamu yang selalu saja ada untukku,
meski berkali-kali kulukai dan kucampakkan
semata-mata untuk pelampiasan,
kau tetap kembali padaku.
Aku yang tak berperasaan,
aku yang melukai dan mencampakkanmu malam itu!
Karena hingga pagi ini,
dan bahkan hingga hari-hari berikutnya,
aku tahu kamu akan selalu berada di sana,
menetap di sisiku,
dan menjadi yang pertama kulihat saat aku terbangun.
Dan...
Bagaimana dengan kamu?
Jikalau suatu hari nanti melukaimu hanyalah satu-satunya pilihan bagiku
dan mencampakkanmu merupakan keputusan terakhirku,
akankah kamu kembali?
Akankah kamu kembali,
sebagaimana dia kembali padaku?
Dia, si biru menggemaskan yang senantiasa menemani lelapku?
Dibuat sebelum hujan turun,
amat deras dan sangat tiba-tiba.
Dibuat untuk kamu yang menghilang dari sisiku hari ini,
dan untuk si biru menggemaskan yang entah bagaimana caranya kembali ke sisiku setelah kusakiti berkali-kali.
Mungkin inilah alasan mengapa si biru menggemaskan ini kauberikan padaku ya? Menggantikanmu.
Lho, memangnya kamu mau digantikan sebuah boneka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar