Lho? Ternyata kamu.
Lama tak bertemu,
apa kamu merindukanku?
Tak kuduga akan bertemu muka lagi denganmu,
tak kusangka akan kudapati lagi dirimu dalam sorot mataku.
Aku merindukanmu!
Apa kabarmu, Sayang?
Sudah kauruntuhkankah hati ibumu yang sekeras karang,
yang membuat kita jadi seperti sekarang?
Bertahun-tahun kautinggalkan,
aku terus menyimpan angan;
menyentuh dirimu hanya dalam bayangan.
Aku menunggumu kembali,
meski dalam kurun waktu yang tak pasti.
Aku memercayaimu.
Karenanya aku menunggu.
Namun nyatanya, apa jawaban darimu?
Kautemukan gadis lain untuk menemani harimu,
tanpa tahu tahun-tahun terakhir kulewati sambil mengharapkanmu,
tanpa tahu hatiku masih saja bertalu-talu kala memikirkanmu.
Masih kauingatkah kecupan pertamamu di dahiku?
Masih kaukenangkah dekap eratku di bawah rinai hujan kala itu?
Masih lekatkah di ingatanmu ungkapan cinta pertamamu untukku?
Telah kaulupakankah aku
sehingga tak sulit bagimu menemukan penggantiku?
Tak berartikah aku
sehingga begitu mudahnya kaucampakkan aku?
Beritahu aku
apa arti diriku bagimu?
Luka ini kamu yang menorehkan
hanya kamu yang bisa menyembuhkan
namun akankah kaulakukan?
Bahagiamu masih lekat dalam doaku
meski kamu tak lagi dalam rengkuhanku
meski kini bukan aku yang tinggal di sisimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar