Jumat, 11 Januari 2013

Didedikasikan untuk Fransisca Naomi!

Intermezzo
1. Siapakah Fransisca Naomi?
>> Fransisca Naomi itu nama panjangnya Fika. 
2. Siapa pula itu Fika?
>> Fika itu nama panggilannya Fransisca Naomi. 
3. Oke. 
>> Hm. 
4. Jadi, Fransisca Naomi itu siapa?
>> Nama panjangnya Fika! 
5. Are you fvcking kidding me -_____- seriusan, Fika itu siapa sihh?
>> LOL, oke. Di post gue kali ini, Fika itu author dari kisah yang mau ditampilkan berikut ini. Dia ini orang yang berjasa besar dalam membuat cerpen remaja yang nama tokohnya diambil dari nama temen-temennya, dan gue salah satu korbannya setelah Tata, Maria O, Maria C, dan lain-lain. Dan kali ini gue dengan berbaik hati, ngerepost cerpen dia di blog gue sebagai bentuk apresiasi terhadap cerita yang Fika bikin menggunakan nama gue!

Yap, seperti yang sudah di-bertele-tele-kan (?) di atas, post gue kali ini (sesuai judulnya) didedikasikan untuk Fransisca Naomi dari kelas 9A M1 yang pada 19 Agustus 2011 yang lalu udah bikinin cerita dengan melibatkan nama gue :* (NB: ada tanda baca yang gue benerin sedikit, gapapa yah Fikaaa)
Cekidot guys ;)
 ________________________________________________
 
     Anak itu terus menangis di tengah jalan. Christy kecil, yang saat itu baru berumur 7 tahun bingung sendiri melihatnya. Sebagian hatinya ingin menolong, tapi sebagian lagi nggak karena es krim cokelat hasil jerih payah membantu mamanya hampir cair. 
     "Kamu kenapa? Jangan di tengah jalan, ntar ketabrak loh." kata Christy berusaha membujuk anak itu. Di  tariknya lengan anak itu, tapi anak itu malah menangis lebih kencang.Dia meraung-raung. 
     "Pergi sana, jelek!!" katanya lalu mendorong Christy.
     Christy berdecak kesal, tapi decakannya itu langsung berubah jadi teriakan. 
     "Aaaa!!! Awas!!!"

***

     Christy terbangun sambil mengatur nafas. Bajunya basah, keringatnya mengalir deras dari pelipis. Hal itu membuatnya meringis sakit.
     "Aduuh.. Sumpah deh," gumamnya kesal. "Ni luka aib tau gak?!" lanjutnya sambil mengelap bekas luka di pelipisnya dengan tisu.
     Christy berjalan malas menuju kamar mandi. Hari ini tahun ajaran baru. Sebagai murid teladan (KATANYA), tentu dia harus bangun lebih awal untuk cuci mata.

BYUR .. BYUR .. PRAK .. TEK .. DUNG .. DUNG .. DUNG!!!!

     Begitulah kalo Christy mandi. Karena dia merupakan anak GABIEM (Gak Bisa Diem), acara mandinya sering di selingi dengan masak, bahkan kadang dia main drum band dengan bak cucian yang kadang di sumpel di kamar mandi.
     Christy keluar, segera berpakaian, lalu dia berjalan menuju sekolahnya. 
     "Masih jam segini. Gua ngapain dulu ya?" tanyanya pada diri sendiri. Tas ransel abu-abu-merahnya berguncang saat dia berlari.
     Gedung sekolah sudah terlihat. Christy segera berlari, melihat banyak sekali anak-anak wajah baru. Lalu di lihatnya beberapa teman sekelas yang melambai-lambai, terkadang terkikik, lalu ber-say-hi kecentilan terhadap anak baru.
     Christy mendekat, lalu belum sempat bertanya, semua temannya langsung nyerocos.
     "Chris! Ada yang cakep gak?"
     "Itu yang rambutnya cepak!"
     "Cakepan yang itu tuh!"
     Christy geleng-geleng. "Menurut gue.."

WUSSSHH!!

     Christy kaget, cepat-cepat merapikan rambutnya. Luka pelipis itu gak boleh ketauan, serem banget kalo sampe ada yang tau. 
     Tapi ternyata Christy lambat 1 detik. Seseorang telah melihat luka pelipisnya; seseorang yang bahkan belom pernah dilihatnya.

     "Lo!!!"

     Seseorang menubruk Christy hingga jatuh. Christy ngeri, langsung mendorong anak itu.
     "Apaan sih?! Main tubruk aja!!" pekik Christy langsung membersihkan baju dan rok nya yang kotor. Dia menatap anak itu. Hm, pasti anak baru nih. Muka asing sih soalnya.
     Orang itu nyengir kuda, lalu menjabat tangan Christy keras-keras.
     "Gak inget gue? Gue Angga!"
     Christy lagi-lagi memandang orang itu dengan tatapan sinting. "Angga? Kenal aja nggak. Apa lagi inget." kata Christy lalu pergi.
     Angga berjalan di sampingnya. "Jangan gitu dong.. Lo kan malaikat gue!" katanya dengan suara keras.
     Sontak semua anak langsung menoleh. Christy bergidik melihat orang-orang yang cekikikan itu. Orang gila, batin Christy mulai berlari.
     Angga bingung, lalu segera mengejarnya. "Malaikatkuuu!!! Bidadarikuu!!" kata Angga sambil terus mengejar Christy.
     Christy berlari hingga masuk kekelasnya. Segera saja dia ngumpet di balik meja lalu segera membekap mulut rapat-rapat. Dilihatnya Angga yang berlari sambil memegangi perut sebelah kirinya.

     “Anak kelas satu, berani banget ya main ke sini.” kata Adolfo, si ketua kelas yang sangarnya minta ampun. Beberapa anak sontak menoleh, bergumam, kalo anak kelas satu ke sini, ketauan banget udah bosen idup kan?
     Angga bergidik ngeri, berlari sekencang-kencangnya dan langsung berlari. Dia gak sadar, langsung saja masuk toilet lantai bawah sambil membekap mulutnya.

     “Hoeekk...”

     Darah memuncrat keluar dari mulut Angga. Seketika itu pula muka Angga pucat pasi. “Oh, jangan sekarang...” katanya kesal. Dia mengambil sapu tangan abu-abunya, segera mengelap mulut dan kembali memasukkan sapu tangannya itu. 
     Angga menggumam kesal. Waktu dia gak banyak. Setelah dia bisa balas budi sama cewek yang menyelamatkan nyawanya 10 tahun lalu, dia bakal bisa pergi dengan tenang, kan?

***

    Gosip 'Christy Di Taksir Brondong' langsung berkicau kemana-mana. Tatapan sinis mulai menggores-gores pertahanan emosi Christy, sampai pernah Christy menonjok pohon (hebat kan?), tapi akhirnya tangannya luka-luka.
     "Gosip itu sudah berlangsung 75 hari." kata temannya suatu hari. 
     Mendengar itu, Christy hanya tertawa kecil. "82 hari, sist." sahutnya membenarkan.
     Temannya itu berdecak kesal. "Yah, lo apa gak risih, di gosipin begitu?" tanya temannya itu. Dimakannya bakpao daging Christy sebagian.
     "Mau risih kek, apa kek, bisa apa gue?" tanyanya pelan. "Toh tu anak gak bakal berenti kan ngomong 'Malaikatku', 'Bidadariku', 'Cahayaku', dan sebangsanya?" tanya Christy lagi. Saat mau memakan bakpaonya, dia kaget karena sudah tinggal setengah.
     Temannya itu tertawa. "Yess.. gue gak pernah menang debat sama lo." katanya lalu mengajak Christy ke kantin.

     "Cahayaku!!!"

     Suara itu membuat seluruh badan Christy kaku. Tanpa sadar Christy menepuk keningnya, lalu berjalan cepat sambil menyeret tangan temannya  menjauh. Tapi kemudian Angga sudah berada di depannya.
     "Cici Christy malaikatku!!" katanya lalu mencubit pipi Christy. Christy kaget, malu, apa lah namanya karena, helooo, ini kantin gitu loh.
     Christy nyengir biasa, lalu menatap Angga galak. "Plis, gue lagi males main-main." katanya lalu pergi. 
     Angga seperti biasa, berjalan di samping Christy. Tingginya yang melebihi Christy membuatnya dapat mengganggu kakak kelasnya itu dengan asik.
     "Nanti pulang sama-sama ya?" tanya Angga sambil berjalan mundur di depan Christy. 
     Christy menggeleng. "Gak. Buat apa coba?" tanya Christy lalu mulai memilih-milih makanan yang akan di belinya.
     Angga tertawa, lalu memukul-mukul kepala Christy. "Kan gua harus kenalan sama bokap-nyokap lo.. calon menantu yang baik nih!!" kata Angga sambil membusungkan dada.

BUK!

     Christy menonjok punggung Angga. "Menantu palelu." katanya lalu berjalan menjauh.

     Angga tertawa kecil, lalu kembali menggeleng. Di bekapnya mulutnya, lalu di rasakannya darah mengalir lagi karena rasanya asam.
     "Plis, Chris.. waktu gue gak banyak lagi." gumamnya kecil.

***

     "Christy.. Christy!!!"
     Tante Diana berteriak panik melihat kondisi anaknya yang terluka. Darah mendominasi tubuh anak itu, terlihat luka dari pelipisnya mengeluarkan darah.
     Mereka berhenti di ruang isolasi. Di samping tante Diana, Oom Herry ikut-ikutan panik.

     "Oom, tante, Angga minta maaf..."

     Tante Diana dan Oom Herry tersentak. Dari tadi mereka tak sadar, ada anak kecil yang mengikuti mereka. Bajunya kotor karena berguling-guling.
     "Gak apa-apa sayang." kata Tante Diana lembut. "Christy pasti bisa bertahan kok. Dia kuat." kata Tante Diana lalu menangis lagi.

     Dua hari kemudian, Christy sudah boleh di tengok. Angga cepat-cepat datang dan mencari plang namanya.
     "Christy Monica." gumamnya pelan.Angga mendekat. Dia melihat anak yang 2 tahun lebih tua darinya itu sedang menatapnya kesal.
     Christy mendengus. "Kamu!" sentaknya. "Makanya, kalo bukan aku yang nyelamatin kamu, kamu udah jadi kayak aku sekarang." Kata  Christy lalu memakan es krim stroberinya.
     "Makasih kak," kata Angga pelan. "Kakak suka es krim stroberi ya?" tanya Angga.
     Christy menggeleng. "Lebih tepatnya es krim stroberi tapi ada cochochip nya. Enak deh." kata Christy lalu memberi Angga sendok.
     "Aku janji,"  kata Angga. "Bakal ngelindungi kakak. Hutang budi ini aku bawa seumur hidup." kata Angga sambil mengacungkan kelingkingnya.
     "Makasih. Kutunggu ya."

***

     "Hari ini Angga gak masuk ya?" tanya teman Christy saat istirahat. 
     Christy mengangkat bahu tak peduli. "So?" tanyanya pelan, kembali membaca novelnya. Di seruputnya es teh manisnya, lalu dia mendongak.
     Christy merapikan bajunya, lalu kembali ke kelas. Saat sebuah tangan menjegalnya, seorang anak asing, cewek, sedang terlihat panik.
     “Kakak Christy kan?” tanyanya panik. “Kak Angga nitip ini.. Tapi plis kakak ikut aku ke rumah sakit..”
     Christy merasa pikirannya aneh. Rumah sakit?

***
     Itu memang Angga. Tapi dia beda, selang-selang menembus kulitnya yang putih pucat. Di hidungnya di pasang alat bantu pernapasan.
     Baru saja Christy menguping, kalau ternyata Angga punya penyakit maag akut. Kok bisa? Kenapa gitu? Pertanyaan semacam itu berkunang-kunang di benak Christy.
     "Pasien sudah boleh di jenguk sekarang.."
     Suara itu membuat Christy sadar. Gak ada keluarga yang jenguk Angga--adiknya ikut orangtuanya ke Bandung untuk menjemput nenek Angga yang ingin melihatnya. 
     "Angga?" Christy duduk di sebuah kursi di sebelah ranjang.
     Angga mengedipkan mata. "Hah? Matahari.. aduuh.."
     Christy menggeplak kepala Angga. "Dasar bego, udah tau lagi sakit gini malah sempet-sempetin aja bercanda." kata Christy kesal.
     "Haha.. Gak papa lah. Kangen ya?" tanya Angga lagi.
     Christy mengeeleng. "Temen-temen gue. Oh iya, kok gue baru tau lo sakit maag akut?" tanya Christy penasaran. Dilihatnya Angga yang menunduk.
     "Iya. Emang kenapa?" tanya Angga berubah jadi dingin.
     Christy menatap orang itu kaget. "He? Yah, sebagai kakak kelas yang baik gue khawatir lah.." sahut Christy sok bijak. Dalam hati dia tersenyum, keren juga gue ini.
     Angga melirik Christy. "Jangan sok khawatir deh!"
     Kali ini Christy beneran kaget. Dilihatnya Angga baik-baik. "Ngomong apa lo?" tanya Christy lagi. "Lo lagi mimpi ya?" tanya Christy masih kaget.
     Angga menggeleng. "Mendingan lo keluar deh."
     Christy kali ini benar-benar kaget. Juga marah. Dia bangkit lalu melirik kesal ke arah Angga. "Jujur ya, gue kira lo itu baik. Ternyata, busuk!!"
     Pintu di banting. Di dalamnya Angga masih memegang perutnya, lalu menggeleng pelan.
"Sori.." gumamnya. "Gue gak tau apa besok gue masih bisa ngeliat lo." katanya lalu memejamkan mata.

***

     Mulai kemarin, Christy dongkol sama Angga. Di sekolah pun, Angga berubah. Jadi lebih dekat dengan cewek lain, dan gak pernah nyapa Christy lagi.
     Dia cemburu?
     "Gue cemburu?" tanya Christy mengibaskan rambutnya. "Helooo.. dia brondong. Cemburu brondong? Ke laut aja sana!" begitu jawab Christy setiap temannya bertanya.
     Christy sendiri gak tau dia cemburu atau nggak. Tapi malu, kan? Christy kali ini melihat Angga sama anak cewek, Irene kalo gak salah, lagi duduk di kantin berdua.

     Kepiting rebus, api merah membara, lipstik emak-emak...

     Christy berpaling dari kantin menuju kelasnya. Tetapi sesosok tubuh menghadangnya.
"Ikut gue!" kata Angga lalu menarik Christy.
     Angga menariknya sampai di gerbang belakang sekolah. 
     "Gue suka sama lo, kakak!"  kata Angga langsung. "Gue dari 10 tahun lalu udah suka sama lo!" kata Angga lagi.
     Christy mendongak heran, menepuk kepala Angga. "Sepuluh tahun yang lalu...?"
     "Gua hutang budi sama lu karena waktu itu lo udah nyelamatin gue. Saat gue nyari semua tentang lo, asal usul, nama, alamat, bahkan sekolah, gue pikir gue cukup dengan buat lo jadi benci sama gue." kata Angga pelan. "...tapi gue malah suka sama lo..."
     Christy menatap Angga heran. "Serius?" tanyanya.
     Angga mengangkat jari tengah dan telunjuknya. "Iya..."
     "Entahlah.. tapi gue belom pernah pacaran sama brondong." kata Christy sok ke ge-eran.
     Angga mendongak. "Gue yang pertama." kata Angga dengan muka melas.
     Christy tersenyum senang. "Traktir gue es krim stroberi..."
     "...yang ada chocochips-nya?"

***

     "Sayangkuuu!!!" Angga memekik girang.
     Christy mendelik. "Kalo gitu terus putus nih?!"
     Angga tersenyum lalu tertawa.
 ________________________________________________
Liat aslinya di sini ;)

Nah, sekian. Gimana ceritanya? 
Bagus? Menawan? Mempesona? Oh, pasti. Secaraaaaaaaaaaaa pake nama gue gitu lohhh ;;)
Dan sebagai pemilik nama, gue mau protes. Protes yang belum pernah tersampaikan sejak 19 Agustus 2011 yang lalu
  • Gue nggak suka stroberi, jadi gak mungkin gue suka es krim stroberi. Chocochips-nya okelah, tapi stroberiii... Tidak, terima kasih. 
  • Seumur hidup, gue gak pernah kenal sama yang namanya Angga. 
  • Gue gak pernah masuk rumah sakit gara-gara nolongin anak kecil yang ngatain gue jelek.
  • Nyokap gue namanya bukan Diana dan bokap gue namanya bukan Herry. 
  • Mandi gue bunyinya kecipak-kecipuk. Bukan 'BYUR .. BYUR .. PRAK .. TEK .. DUNG .. DUNG .. DUNG!!!!' :|
  • Akhir kata protes, cuma becanda lah yaawww, namanya juga cuma cerita, percuma juga gue protes -_______- tapi yang bagian 'gue suka es krim stroberi' itu nggak bisa diterimaaaaaa! :O 
Buat Fika, kalo lo baca post ini, mohon komentarnya yah bebebbb :*
Oke, cukup sekian yuaaahhhh, don't kangen-kangen lohh :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar