Minggu, 13 Januari 2013

Raksasa Dari Jogja by @dwitasaridwita


Hhhmmm. Dwitasari. Gue tau namanya (dan karyanya) sejak dua milenium yang lalu udah lama, gara-gara nggak sengaja ngeliat link yang di-share temen sekolah. Gue baca post-post-nya, dan kata-katanya emang bikin gue naksir. Sejak itu, gue masukin blognya ke blog-list gue. Setiap kali dia update, gue baca postnya (kecuali yang panjang-panjang, males). 

Terus, belom lama ini dia ngeluarin novel pertama. Widih. Gue langsung bilang 'widih'. Iyalah gue bilang 'widih'. Gapapa kan, emangnya gak boleh?! Ngeliat covernya, gue naksir. Baca sinopsisnya juga, kayaknya keren. Jadi, gue beli dah bukunya. Ngeliat pembatas bukunya, naksirrr! :D 

Dengan gue yang udah sering baca post-nya yang selalu menuhin harapan gue (pilihan katanya cakep, rimanya ada, ceritanya bagus), ya jelaslah punya ekspektasi yang sama buat novelnya. Dan srek srek srek gue baca bukunya (<< ini baca buku apa ngerobek buku -___-). Begitu udah di tengah-tengah sampe ke belakang... Udah ga semangat bacanya. Ekspektasi gue hancuuurrrrr (۳ ˚Д˚)۳ isi bukunya tuh antiklimaks cover dan pembatas bukunya.

Yah, gimana yah. 
  1. Mulai dari putusnya persahabatan Bianca sama Letisha. Yang cuma (iya, cuma) gara-gara Letisha jadian sama cinta pertamanya Bianca, si Joshua. Gara-gara itu, dia gak pernah ngehubungin Letisha dan gak mau dihubungin Letisha lagi. Ngatain jalang, ngatain pengkhianat. Padahal Bianca nggak pernah ngasih tau Letisha kalo dia suka sama Joshua. Lah, terus Letisha salah apa? -________- dan sampe akhirnya nggak ada keterangan kalo Bianca ngasih tau Letisha bahwa ternyata Joshua itu cinta pertamanya. Terus si Bianca maunya apa sih. 

  2. Si Joshua bilang dia lanjutin kuliah ke Jogja, sama kayak Bianca (tapi beda kampus). Nah, di situ gue udah mikir. Widih, bakal ada ketemu-ketemuan kali yah? Mikirnya begitu. Tapi sampe akhir nggak ada cerita ketemu Joshua di Jogja. Sama sekali. Sama satu lagi. Pernah, si Letisha bilang kalo si Joshua itu "Manis. Romantis. Penuh magis!". Penuh magis? Apakah dia titisan Harry Potter!? #apaansih

  3. Bianca sama Kevin itu... Sepupu. Sepupu yang akrab bangetnya pas masih kecil, dan tau-tau begitu ketemu langsung pelukan kayak Teletubbies. Padahal, gue aja, kalaupun pas kecil deket, kalo nggak ketemu bertahun-tahun, atau cuma berbulan-bulan, atau hanya berminggu-minggu, gue gak berani peluk tuh. Canggung tauk. Tapi gue pikir, okelah. Terserah sampeyan. Cuma makin ke belakang... Makin ke belakang... Jadi kayak orang pacaran gitu sih? Berantemnya juga kayak orang pacaran begitu. Ini apa, ini apa (۳ ˚Д˚)۳

  4. Sepatunya Gabriel, "converse chuck taylor all star warna biru tua dengan tali putih" itu... Kenapa ditulis sampe sebegitunya yaaaah. Gue rasa kalo buat ngenalin Gabriel sebagai orang yang nubruk dia di shelter, tinggi badannya si Gabriel yang raksasa itu udah cukup. 

  5. Penjelasannya kurang. Gue nggak pernah ke Jogja. Yang gue tau tentang Jogja, ada tugunya, ada Malioboro, sama Jogja itu 'Daerah Istimewa', seperti yang udah dilebih-lebihkan dijelaskan di awal bab 2. Yah, itu aja. Makanya, begitu baca angkringan, Gudeg Wijilan... Apaan tuh? Jelasin kek... 

  6. Rada ngebut ceritanya. Si Bianca bisa tiba-tiba ada di sini, terus di halaman berikutnya udah ada di sono. Atau jangan-jangan Bianca punya tongkat sihir Harry Potter, terus pindah-pindah tempat dengan mudah!? Misterius... (?) #apaansih

  7. Typo-nya lumayan banyak. Padahal yang gue beli udah cetakan kedua. Meskipun sebagian cuma lupa ngasih titik, tetep aja gue ga suka. Jadi bikin... Gimana yaaaah. Bete aja. Pelit amat sih cuma ngasih titik doang brooo ._.  
 
  8. Sisanya... Anggap aja nggak ada yah (baca: males nulisnya). Tapi gue kasih tambahan deh, review buatan bakanekonomama yang nggak sengaja gue baca di goodreads:
Eh eh eh... sebelum ditutup saya mau kasih satu lagi deh yang mengganjal hati dan pikiran saya. Bagian ini nih:
Pintu masuk dijaga oleh seorang waiters dengan mata yang terantuk. Barangkali mengantuk. (Hal. 31)

[Menurut KBBI, arti "antuk" adalah:
an·tuk, ber·an·tuk v bersentuhan dng; berlanggaran dng; bertumbuk dng: kepalanya ~ dng tembok;
ber·an·tuk·an v saling berantuk;
meng·an·tuk v menyentuh; melanggar; membentur;
meng·an·tuk·kan v menyentuhkan; melanggarkan; membenturkan;
ter·an·tuk v tersentuh (pd); terlanggar (pd); tersandung (pd); terbentur (pd): kakinya ~ batu;
sudah ~ baru tengadah, pb sesudah merugi (menderita kecelakaan) baru sadar

sedangkan "kantuk" adalah:
kan·tuk n rasa hendak tidur: jika kami turuti -- ini, sudah dari tadi kami tertidur;
me·ngan·tuk v berasa hendak tidur: krn malamnya ronda, ia ~ di tempat kerjanya;
ter·kan·tuk v (tiba-tiba) mengantuk;
ter·kan·tuk-kan·tuk v merasa mengantuk (krn lama menunggu dsb)

Jadi, si waiters pasti punya kelainan yah, karena matanya saling terantuk.... Kasian...
LOL. Gue ketawa baca reviewnya bagian situ. Review buatan si bakanekonomama ini... Keren (haha). Pas bacanya, gue banyak ngomong sendiri: 'Iya juga yah', 'Iya ya...', 'Bener juga'... Yah, intinya, review buatan dia bikin gue kagum lah (hahahahaaa)

Udahan yah negatifnya. Sekarang liat positifnya :3
Positifnya, yah seperti semua orang yang tau Dwitasari lah, diksinya itu loh. Kadang gue mikir, kok kepikiran aja sih!? Yah, standing applause lah buat diksi sama rimanya (´▽`ʃƪ)
Nih gue kasih bagian-bagian yang bikin gue kejomplang (bahasa apaan nih kejomplang) dari kursi saking terenyuh-unyuhnya (?) #apaansiihhhhh


*G: Gabriel, B: Bianca*
G: “Semua orang Jogja mencintai Merapi.”

B: “Tapi, dia menyakiti orang yang mencintainya dengan erupsi, letusan, dan dentuman. Itukah cara membalas cinta?”

G: “Bukankah mencintai selalu seperti itu?”

B: “Selalu seperti itu?”

G: “Mencintai selalu diiringi dengan rasa sakit. Siap mencintai siap disakiti.”

B: “Itu namanya pengkhianatan! Mencintai lalu disakiti, memberi sepenuh hati lalu disakiti. Terus begitu sampai mati?”

G: “Tidak semua rasa sakit berarti pengkhianatan.”

B: “Apa gunanya rasa sakit dalam mencintai?”

G: “Untuk tahu arti bahagia yang sebenarnya. Bahagia ada karena kita tahu rasa sakit.”
(Hal. 132) 

"Kesalahan terbesar manusia adalah ia tak bisa memilih hal-hal yang patut diperjuangkan dan juga pantas untuk ditinggalkan." (Hal. 237)

"Laki-laki yang menyakiti wanita sama saja menyakiti wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Tuhan menghitung setiap tetesan air mata kesedihan, dan akan menggantinya dengan jutaan kebahagiaan." (Hal. 237) 

"Jatuh cinta itu menyakitkan. Namanya saja jatuh, pasti sakit!" (Hal. 259)

"Dua manusia bersatu untuk menyimpan cinta. Seorang aku dan seorang kamu telah menjadi kita. Meredam egoisme, menyatukan idealisme. Melupakan perbedaan, mengakhiri beban." (Hal. 268)

"Jemari Gabriel mengisi celah-celah kecil di jemari Bianca. Itulah mengapa ada celah-celah kecil di jari manusia, karena akan ada saatnya celah-celah kecil tersebut diisi oleh seseorang yang tepat, yang akan setia menggenggam tanganmu dalam keadaan apapun." (Hal. 270)

Yang ini lucu:

*B: Bianca, K: Kevin*

B: "Nanti malam bulan purnama."
K: "Terus? Kamu mau berubah jadi serigala?"
B: "Bukan, Kevin!"
(Hal. 210)
Yah, dasar idiot si Kevin. Kalo pas malam bulan purnama si Bianca jadi serigala, mungkin judul novelnya udah ganti. Dari Raksasa dari Jogja jadi Manusia Serigala dari Jogja.



Cukup sekian okeeee ._. 
Udah kepanjangan postnya bro, jadi kita sudahi saja sampai di sini ;) dadaaahhh :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar